BI: Ada Gejala Bubble di Bursa
Filed Under : by .......DEN MAZ NOERHIDAYAT.......
Thursday, April 8, 2010
Harga saham yang melenting tinggi mulai mengkhawatirkan. Sebagian analis menilai kenaikan harga saham sudah menimbulkan gejala bubble.
"Harga saham sekarang sudah melebihi nilai fundamentalnya," kata Perry Warjiyo, Kepala Riset Ekonomi dan Kebijkan Moneter Bank Indonesia seperti dikutip dari Bloomberg.
Perry yang juga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia ini mengatakan apa pun metodologi yang dipakai menunjukkan telah terjadi gelembung di bursa. Karena itu, dia mengungkapkan Bank Indonesia sedang bersiap mengontrol arus dana yang masuk ke pasar saham untuk menjaga stabilitas keuangan.
Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi kemarin di level 2.898,58. Kinerja indeks ini merupakan salah satu dari 20 yang terbaik di Asia Pasific. Kenaikan indeks ini didorong oleh membanjirinya dana asing.
Namun, Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya mengatakan penguatan indeks menunjukkan kondisi real ekonomi sekarang. "Kondisi ekonomi menunjukkan pertumbuhan GDP dan inflasi yang moderat," katanya.
Para manajer investasi sendiri menilai belum ada gejala buble di bursa."Kondisi makro ekonomi kita tetap solid dan ini mendorong asing masuk," kata Vice President Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo. Hal senada juga dikatakan Kepala Investasi Manulife Asset Management Raymond Gin. Dia mengatakan nilai saham sekarang masih wajar.
"Harga saham sekarang sudah melebihi nilai fundamentalnya," kata Perry Warjiyo, Kepala Riset Ekonomi dan Kebijkan Moneter Bank Indonesia seperti dikutip dari Bloomberg.
Perry yang juga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia ini mengatakan apa pun metodologi yang dipakai menunjukkan telah terjadi gelembung di bursa. Karena itu, dia mengungkapkan Bank Indonesia sedang bersiap mengontrol arus dana yang masuk ke pasar saham untuk menjaga stabilitas keuangan.
Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi kemarin di level 2.898,58. Kinerja indeks ini merupakan salah satu dari 20 yang terbaik di Asia Pasific. Kenaikan indeks ini didorong oleh membanjirinya dana asing.
Namun, Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya mengatakan penguatan indeks menunjukkan kondisi real ekonomi sekarang. "Kondisi ekonomi menunjukkan pertumbuhan GDP dan inflasi yang moderat," katanya.
Para manajer investasi sendiri menilai belum ada gejala buble di bursa."Kondisi makro ekonomi kita tetap solid dan ini mendorong asing masuk," kata Vice President Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo. Hal senada juga dikatakan Kepala Investasi Manulife Asset Management Raymond Gin. Dia mengatakan nilai saham sekarang masih wajar.
Sumber: Kontan Online